Deskripsi Produk
Wanita di masa jahiliah juga tidak mendapatkan hak waris jika ayah atau ibu mereka meninggal dunia. Hak waris hanya diberikan kepada laki-laki. Ketika Islam datang, wanita diberi hak waris separuh dari hak laki-laki. Bahkan, seorang istri berhak atas warisan dari suaminya. Bagian wanita memang tidak sebanyak laki-laki. Hal itu karena wanita tidak memiliki tugas dan tanggung jawab menafkahi keluarga, sedangkan lakilaki memiliki tanggung jawab tersebut.
Kondisi kaum wanita dalam masyarakat Jawa pada zaman dahulu pun tidak jauh berbeda sehingga ada istilah suwarga nunut neraka katut. Artinya, jika seorang suami ada di surga, istri hanya sebatas menumpang. Namun, jika suami masuk neraka maka istrinya akan ikut masuk neraka.
Di dalam Islam, wanita diangkat derajatnya begitu mulia bagaikan seorang ratu. Dalam masalah warisan, mereka mendapatkan jatah yang sudah tertulis di dalam Al-Quran dan ditetapkan oleh Rasulullah SAW dalam hadis-hadis beliau. Di dalam pemuliaan, Rasulullah SAW menempatkan wanita di tempat yang amat tinggi. Saat seorang sahabat bertanya tentang orang yang paling berhak untuk diperlakukan dengan baik maka Rasulullah menempatkan ibu di tempat yang paling mulia. Beliau menyebut kata ibumu sebanyak tiga kali baru kemudian menyebut kata ayahmu. Bahkan, dalam sebuah hadis disebutkan bahwa surga terletak di bawah telapak kaki ibu.
Islam menempatkan kaum hawa di posisi terhormat. Hendaknya posisi itu harus tetap mereka pertahankan dengan memiliki akhlak mulia dan melakukan perbuatan-perbuatan terpuji. Di dalam Al- Quran, Allah telah membuat dua perumpamaan wanita baik dan dua perumpamaan wanita jahat. Dua perumpamaan wanita baik adalah Asiyah bin Muzahim, istri Firaun dan Maryam binti Imran. Asiyah, meski menjadi istri raja durjana tetapi memiliki sifat dan perbuatan baik. Maryam, wanita yang senantiasa menjaga kesuciannya. Sementara dua wanita yang berperangai buruk adalah istri Nabi Nuh as dan istri Nabi Luth as. Keduanya adalah istri hamba-hamba Allah yang terpilih, tetapi berkongsi dengan orang-orang yang menentang suami mereka.
Buku ini hadir untuk mengajak dan mengingatkan para wanita agar istiqamah di jalan kebenaran, menjaga akhlak, memberikan keteladanan, dan menjaga murua wanita. Mereka adalah calon istri yang memiliki pengaruh besar bagi suaminya kelak. Mereka adalah calon ibu yang akan memberikan pendidikan bagi generasi yang akan datang.